Sabtu, 15 Oktober 2016

Resensi Novel "Amelia" (Serial Anak - Anak Mamak)



A.  DATA BUKU


1.      Judul : Amelia
2.      Penulis : Tere Liye
3.      Penerbit : Republika Penerbit
4.      Tahun terbit : 2013
5.      Jumlah halaman : 392 halaman
6.      ISBN : 978-602-8997-73-7
7.      Harga : Rp 60.000,-





B.     PEMBUKAAN
Tere Liye lahir di Sumatera Selatan pada 21 Mei 1979 dari keluarga sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani biasa dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera. Ia mulai menulis sejak tahun 2005 dan tetap produktif sampai sekarang.
Tere Liye menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pertamanya di SDN 2 dan SMPN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian, ia melanjutkan ke SMUN 9 Bandar Lampung. Setelah selesai di Bandar Lampung, ia melanjutkan studinya ke Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Kini, Tere Liye dikenal sebagai penulis yang menerbitkan banyak karya best-seller. Tentu saja, itu semua diraihnya berkat kerja keras dan usaha yang terus-menerus. Sama seperti penulis pemula pada umumnya, di awal karirnya, karya – karyanya seringkali ditolak penerbit. Tapi ia pantang menyerah, sampai karya pertamanya diterbitkan. Diluar dugaan, para pembaca sangat menyukai hasil karyanya. Itulah yang membuat Tere Liye terus produktif menghasilkan karya – karya terbaiknya hingga detik ini.
Beberapa karya Tere Liye juga diangkat sebagai film, diantaranya Hafalan Shalat Delisa (2011), Bidadari – Bidadari Surga (2012), dan Moga Bunda Disayang Allah (2013), sementara Serial Anak – Anak Mamak (Eliana, Pukat, Burlian dan Amelia) diangkat ke layar kaca sebagai satu judul sinetron berjudul Anak Kaki Gunung (2012) yang tayang di salah satu stasiun TV swasta.

Buku – buku terkait    :
1.                  Burlian (Republia Penerbit, 2009)
Buku kedua dari Serial Anak – Anak Mamak, menceritakan tentang Burlian, anak Mamak nomor tiga. Anak paling jahil sedunia dan ia ‘Anak Spesial’. Tak ada seorang pun yang menandingi keteguhan hatinya.
2.                  Pukat (Republika Penerbit, 2010)
Buku ketiga dari Serial Anak – Anak Mamak, menceritakan tentang Pukat, anak Mamak yang kedua. Ia terkenal dengan sebutan ‘Pukat si Jenius’. Kelak semua orang akan tahu betapa pintarnya Pukat; calon profesor, penemu hebat, demikian Pak Bin – guru sekolahnya – membanggakannya.
3.                  Eliana (Republika Penerbit, 2011)
Buku keempat dari Serial Anak – Anak Mamak, menceritakan tentang Eliana, anak sulung Mamak. Siapa tidak tahu si sulung Eliana?! Di sekolah, di kampung, di Kota Kecamatan, bahkan Pejabat Kota Kabupaten, semua mengenal ‘Eli si Pemberani’. Maka, jangan pernah coba – coba membuatnya marah.
Pada umumnya, buku – buku karya Tere Liye mengangkat tema tentang masalah keluarga dan kehidupan, tapi ada juga yang mengangkat tema politik dan percintaan. Didalam karya – karyanya, ia biasa menyisipkan hal – hal seputar pengetahuan, moral, agama islam, dan adat istiadat (khususnya adat istiadat daerah Sumatera). Penyampaian yang unik dan sederhana menjadikan pesan yang terkandung dalam setiap karyanya mudah diterima dan dipahami oleh para pembaca. Tere Liye juga seringkali menggunakan alur maju mundur dalam karyanya. Tere Liye tidak pernah mencantumkan data dirinya pada sebagian besar karyanya.
Walaupun Serial Anak – Anak Mamak berbentuk serial, tapi keempat buku dalam serial tersebut berdiri dengan jalan cerita sendiri. Konsep yang dipakai dalam penulisan serial ini adalah “Setiap Anak, Memiliki Kisahnya Masing – Masing”. Dalam novel ini juga, pembaca jadi tahu bahwa anak bungsu tidak semuanya manja, pengadu, perengek dan sebagainya, Amel – tokoh utama dari novel ini – adalah anak bungsu dan ia anak yang kuat.
 
C.     TUBUH DAN ISI RESENSI
1.      Sinopsis
Amelia adalah bungsu dari empat bersaudara yang hidup dalam keluarga sederhana. Bapak dan Mamak mereka sungguh telah mewariskan sifat – sifat baik pada keempatnya. Di tengah kesederhanaan dan keterbatasan, tersemat kasih sayang keluarga dan pengorbanan. Sebuah pemahaman baik atas kehidupan yang akan terus melekat hingga mereka tumbuh dewasa.
Berlatar di Pedalaman Sumatera pada era-80an, cerita bermula saat Amelia (biasa dipanggil Amel) sebagai anak bungsu menyatakan bahwa dirinya tidak mau menjadi anak bungsu. Itu terjadi karena kedua kakak laki – lakinya (Burlian dan Pukat), sering mengejeknya sebagai ‘Penunggu Rumah’. Kemana – mana ia selalu ditinggal. Ia kesal karena tidak pernah diajak bermain di luar.
Ia ingin seperti Eli – nama panggilan dari Eliana, kakak pertamanya yang bisa bebas mengatur-atur dan menyuruh-nyuruh. Sampai akhirnya, entah apa yang ia pikirkan. Ia membalas Eli. Ketika Bapak tahu, Amel mendapat hukuman. Amel sangat menyesal. Belakangan, ia baru menyadari seberapa besar kasih sayang Eli sebagai seorang kakak.
Sementara itu, Amel harus dihadapkan oleh masalah teman sekelasnya, Norris si Biang Ribut. Berawal dari rasa penasaran Amel terhadap Norris yang tak habis – habisnya berulah, ia mulai mencari tahu penyebab dari kebiasaan teman sekelasnya tersebut
Kembali lagi pada ejekan ‘Penunggu Rumah’, kini Eli sudah pergi untuk melanjutkan sekolah ke Kota Kabupaten. Itu membuat Amel mulai berpikir bahwa ejekan itu kelak akan menjadi kenyataan. Amel tidak mau jadi ‘Penunggu Rumah’. Ia ingin bebas menjelajah seperti Wak Yati, kakak Bapak.
Amel adalah anak yang kuat. Ia berusaha memberanikan diri untuk menyampaikan pendapatnya saat pertemuan besar warga. Hal yang ia sampaikan adalah tentang pembibitan tanaman kopi dengan menjadikan lahan milik salah satu warga yang tidak produktif sebagai lahan percobaan.


2.      Kutipan Buku
      “Dan ketika tiba, bahkan tembok paling keras pun akan runtuh. Batu paling besar pun akan berlubang oleh tetes air hujan kecil yang terus menerus.” – hal. 161
“Hidup ini dipergilirkan satu sama lain. Kadang kita di atas, kadang kita di bawah, lantas kemudian kita terdiam, bahkan menangis. Itulah kehidupan. Barang siapa yang sabar, maka semua bisa dilewati dengan hati lapang.” – hal. 202
“Dalam urusan apa pun, penting sekali memiliki ilmunya. Maka, tuntutlah ilmu sejauh mungkin, rengkuh dia dari tempat – tempat jauh, kumpulkan dia dari sumber – sumber terbaik, guru – guru yang tulus, agar terang cahaya kalian, terang oleh ilmu itu.” – hal. 324
Siapa pun yang tidak mengambil langkah pertama untuk memulai sesuatu, maka dia tidak akan pernah melihat hasil sesuatu tersebut. Tidak akan pernah.” – hal. 357

3.      Keunggulan Buku
Novel Amelia ini mempunyai jalan cerita yang menarik dan sarat akan pesan moral, melalui novel ini, jelas sekali bahwa penulis ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa segala sesuatu bisa didapatkan melalui usaha, kerja keras, dan doa.
Dengan bahasa yang sederhana, penulis dapat dengan lihai mempermainkan emosi pembaca sehingga pembaca seakan ikut merasakan langsung apa yang dialami tokoh – tokoh dalam cerita.
Alur cerita sulit ditebak. Pembaca bukan hanya akan penasaran dengan ending-nya, tapi juga dengan kelanjutan cerita di setiap halamannya. Alur cerita dari novel ini juga disusun dengan sangat rapi. Walau alurnya maju mundur, Tere Liye berhasil mengemasnya dengan sangat baik sehingga mudah dinikmati pembaca.

4.      Kelemahan Buku
Novel Amelia ini adalah buku pertama dari Serial Anak – Anak Mamak, tapi kenyataannya, novel ini malah terbit paling akhir. Memang, novel ini memuat keterangan – keterangan yang tidak terdapat dalam novel Serial Anak – Anak Mamak sebelumnya, namun hal ini membingungkan bagi sebagian pembaca.


5.      Rumusan Kerangka Buku


§  Si Tukang Ngatur – Ngatur
§  Aku Tidak Mau jadi Anak Bungsu
§  Sekolah Diliburkan Mendadak
§  Memetik Jamur
§  Perasaan Bersalah
§  Hukuman Bapak
§  Panggil Aku “Eli”
§  Mendikte Buku IPA
§  Membantu Teman
§  Percakapan Sore Hari
§  Belajar Mengarang
§  Belajar Bersama
§  Masa Lalu Norris
§  Pasar Kalangan
§  Ujian Lisan Peta Dunia
§  Lima Kuntum Bunga Matahari
§  Panen Ladang Kopi
§  Rencana – Rencana Bapak
§  Survei dari Kota
§  Doa – Doa Terbaik
§  Melarikan Diri
§  Melepas Kak Eli Pergi
§  Pelajaran Mencangkok
§  Petualangan ke Tanah Malaka
§  Kasih Sayang Mamak
§  Pohon Raksasa
§  Pertemuan Tetua Kampung
§  Rencana – Rencana Besar
§  Kultur Jaringan
§  Gunjing Tetangga
§  Berkeliling Kampung
§  Cita-cita Kau Apa?
§  Pertemuan Besar


6.      Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baku dan tidak berbelit – belit. Tidak memakai bahasa daerah sehingga dapat dinikmati oleh pembaca secara umum.

D.    PENUTUP RESENSI
Sasaran Buku
Karena bahasanya yang sederhana, novel ini dapat dinikmati oleh anak – anak maupun orang dewasa. Novel ini banyak mengandung unsur – unsur pendidikan, baik pendidikan budi pekerti mau pun pengetahuan umum, jadi buku ini dapat menjadi acuan bagi para orang tua mau pun para guru dalam mendidik anak.

1 komentar:

  1. How to deposit and withdraw winnings from casino - DrmCD
    How 남양주 출장샵 to withdraw winnings from casino · 1. Go 논산 출장안마 to the top of 고양 출장샵 the casino's deposit limit 창원 출장샵 section and click on the “Deposit Betting” button. · 경주 출장마사지 2. Make your first

    BalasHapus